Melansir BBC News Indonesia (02/08/2025), diberitakan bahwa seruan untuk memasang bendera One Piece telah muncul sejak 26 Juli 2025 lalu. Sejumlah lembaga analisis media sosial menyatakan fenomena seruan memasang bendera One Piece berlangsung organik, tanpa mobilisasi tokok atau kelompok tertentu. Menyambut Hari Ulang Tahun ke-80 RI pada 17 Agustus 2025, publik kembali dikejutkan dengan berita kontroversi mengenai pengibaran bendera One Piece, bendera bajak laut khas anime dari Jepang.
Melihat hal tersebut, Sufmi Dasco yang merupakan salah satu Wakil Ketua DPR RI menyebut bahwa maraknya pengibaran bendera bertengkorak tersebut menjelang perayaan kemerdekaan berpotensii menjadi upaya memecah belah bangsa berdasarkan masukan dari sejumlah lembaga intelijen. (MetroTV News, 01/08/2025)
Jolly Roger, Nakama Dan Dunia Nyata
Jolly Roger adalah nama bendera yang dijadikan simbol kekuatan, menyuarakan kebebasan, keyakinan pribadi dan persahabatan oleh Monkey D. Luffy pada serial anime One Piece. Bendera berwarna hitam bergambar kartun tengkorak bertopi Jerami tersenyum tersebut sekaligus menjadi lambang perjuangan para Nakama (teman satu tujuan) di serial tersebut. Kini para Nakama dunia nyata merasa bahwasannya negara mereka sedang mengalami fakta yang sama seperti yang telah diceritakan oleh serial One Piece. Maka, Bendera Jolly Roger pun terasa perlu untuk dikibarkan melambangkan protes terhadap pemerintah negaranya.
Salah satunya adalah Indonesia. Seruan ini disebabkan oleh kecintaan para Nakama terhadap negerinya yang pada faktanya kedzaliman sedang merajalela. Oligarki diibaratkan seperti Tenryuubito yang menikmati kekuasaan, sedangkan rakyatnya menderita. Pajak dimana-mana yang semakin hari semakin bertambah tinggi dan macamnya. Mencekik rakyat tanpa bisa bernafas lega. Sedangkan anggaran di atas sana mengalami kenaikan yang signifikan untuk elite penguasa. Sumber daya alam dikeruk habis-habisan tanpa ada imbas baik bagi rakyatnya. Sulitnya lapangan kerja bagi lulusan sarjana dan lulusan di bawahnya. Biaya kehidupan yang kian mahal dan mencekik. Ekonomi terpuruk, kriminalitas meningkat, bunuh diri menjadi tren masa kini menyolusi tekanan kehidupan, nyawa tak lagi berharga. Kebijakan yang tidak lagi peduli dengan keadaan rakyatnya. Nakama merasa terpanggil untuk bersuara.
Masalah Harus Dituntaskan Dari Akarnya
Kesenjangan sosial semakin menganga yang saat ini terjadi, sejatinya adalah buah dari penerapan sistem kapitalisme. Sistem yang menjunjung tinggi kebebasan dalam kepemilikan. Kebijakan dibuat demi kepentingan elite. Sehingga rakyat terus tercekik oleh kedzaliman yang terstruktur. Para Nakama pasti paham dengan hal ini. Karena begitulah gambaran serial anime One Piece yang penuh dengan dosa para koruptor dan penindasan. Tapi kemanakah arah dan tujuan dari protes yang telah menggelora pada saat ini?
Jika hanya berganti nama tokoh di jajaran pemangku kebijakan. Maka, sudah pasti masalah tidak akan tertuntaskan. Karena mereka hanya akan lagi dan lagi menjadi pelaku industri pesanan kapitalis. Sesuai dengan sistem yang diterapkan saat ini. Suara rakyat hanya dibutuhkan saat pemilu saja. Jeritan keterpurukan pun akhirnya dibungkam. Maka yang perlu diganti seharusnya adalah sistem negara. Tentunya diganti dengan sistem yang paripurna. Yang pemimpinnya bukanlah penguasa. Melainkan penerap aturan Sang Maha Pencipta yaitu Allah Ta’ala. Tidak ada yang berhak merubah aturan kehidupan yang telah dibuat olehNya. Hanya dengan menerapkan aturan Islam secara menyeluruh (kaffah) yang dapat merubah kondisi kehidupan manusia.
Di dalam kitab Daulah al Islamiyah karya Syech Taqiyyudin an Nabhani, beliau menjelaskan bahwa Islam mengubah pemahaman (ideologi) manusia yang semula selain Islam (Kapitalisme dan/atau Komunisme), beralih menjadi ideologi Islam. Standar hidup manusia yang semula berdasarkan kemanfaatan diubah menjadi halal dan haram. Dan standar kebahagiaan manusia yang semula dengan memperoleh kesenangan dunia sebanyak-banyaknya, menjadi meraih ridha Allah Ta’ala. Dan apabila Islam dengan sistem pemerintahannya yaitu Khilafah diterapkan di sebuah negeri, maka pemimpinnya tidak lagi dzalim terhadap rakyatnya karena ketakutannya kepada Allah atas dorongan keimanan. Menggunakan aturan Allah dan Rasulullah ketika terjadi perselisihan dan perbedaan. Bukan kepada negara adidaya Kapitalisme Amerika. Pemimpin dan para penerap kebijakan menyadari betul bagaimana aktifitas mereka yang akan dimintai pertanggung jawaban di akhirat kelak.
Sebagaimana Allah Taala berfirman dalam Surat Shad ayat 26 yang menyeru kepada Nabi Daud a.s bahwa sesungguhnya Allah telah menjadikan Nabi Daud a.s sebagai khalifah (penguasa) di muka bumi, sehingga wajib baginya untuk memutuskan suatu perkara dengan adil dan tanpa mengikuti hawa nafsu, karena itu akan menyesatkan dari jalan Allah. Ayat ini menegaskan kepada kita bahwa seorang pengusaha harus memutuskan perkara yang adil berdasarkan aturan dari Allah SWT dan dilarang menggunakan hawa nafsunya.
Menguatkan ayat di atas, Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Beliau SAW mengatakan bahwa setiap manusia adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawabannya atas yang dipimpinnya. Penguasa yang memimpin rakyatnya dia akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya. Begitulah kiranya Rasulullah SAW menjelaskan tentang tanggung jawab seorang pemimpin.
Dengan diterapkannya aturan Islam pada sebuah negeri, carut marut yang terjadi seperti pada saat ini bisa diminalisir dan ridha Allah akan menyertai negeri tersebut serta dipenuhi dengan keberkahan. Sehingga cita-cita umat Islam yang disebutkan dalam Al Qur’an surat Saba ayat 15 yaitu negerimu adalah negeri yang baik (nyaman) dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Pengampun akan terwujud. Hal itu disebabkan oleh pemimpin dan rakyatnya yang selalu mensyukuri nikmat Allah dengan semestinya yaitu melakukan apa yang Allah perintahkan dan menjauhi laranganNya. [Ummu Maryam (Pegiat Literasi Islam)]
Wallahu a’lam bishshawaab.