Rakyat Indonesia Memperjuangkan Hidupnya Sendiri

Ilustrasi Foto Ketika Support Sistem adalah Dirimu Sendiri | by @revo_edu

Kuat ora kuat kudu dilakoni” (Kuat atau tidak harus dijalani). Untuk saat ini, mungkin kata ini yang pas untuk menggambarkan kondisi rakyat Indonesia pada umumnya. Gimana tidak, rakyat terkesan dibiarkan dengan kondisinya sendiri. Dibanyak hal peran negara seolah tidak hadir membersamai rakyatnya. Misalnya, beberapa bulan yang lalu, dunia media sosial digemparkan dengan ajakan “Kabur Aja Dulu“. Ini merupakan bentuk ekspresi kekecewaan dan frustasi generasi muda terhadap kondisi sosial, dan ekonomi, serta politik di dalam negeri. Istilah ini menjadi tagar #KaburAjaDulu dan ungkapan yang mengajak orang, khususnya anak muda untuk mencari peluang usaha dan kehidupan yang lebih baik di luar negeri untuk sementara waktu.

Belum lagi arogansi penguasa dalam membuat kebijakan yang cenderung menggencet atau tidak berpihak kepada rakyatnya sendiri. Ambilah contoh dalam hal pajak, pemerintah memberlakukan pajak untuk rakyatnya di semua sektor, sampai-sampai rakyat tidak bisa mengelak dalam hal ini. Seolah-olah tidak ada sumber pendapatan lain untuk memenuhi kebutuhan APBN.

Bacaan Lainnya

Ironisnya, kebijakan-kebijakan yang cenderung menekan rakyat ini tidak berbanding lurus dengan apa yang diberikan negara untuk rakyatnya. Rakyat masih pontang panting dalam mencari pekerjaan. Rakyat masih kebingungan ketika ada keluarga yang sakit dan tidak mempunyai biaya. Rakyat juga putus asa mencari keadilan ketika tersandung permasalahan hukum, juga pendidikan yang semakin mahal sampai tak terkejar oleh rakyat yang berpenghasilan rendah, dan lain sebagainya.

Inilah gambaran kondisi Indonesia saat ini, negeri yang dianugerahi kekayaan alam yang sangat melimpah ruah tetapi kesejahteraan rakyatnya ibarat “Jauh Api Dari Panggang“. Padahal seharusnya anugrah kekayaan alam yang diberikan Allah SWT kepada negeri ini kalau dikelola dengan baik akan bisa menyejahterakan dan memakmurkan semua rakyatnya.

Apakah penguasa negeri ini tidak pernah membaca atau mendengar kisah Khalifah Umar bin Khattab dan seorang ibu pemasak batu? Dimana penggambaran seorang pemimpin yang bertanggung jawab dan takut laknat dari Allah SWT ketika menelantarkan rakyatnya. Sampai-sampai beliau, Umar bin Khattab memangkul sendiri gandum yang hendak diberikan kepada seorang ibu itu, dan Khalifah Umar menolak ketika gandum itu mau dipangkul oleh pengawalnya sambil beliau Umar bin Khattab berkata:

Apakah kalian mau menggantikanku menerima murka Allah akibat membiarkan rakyatku kelaparan? Biar aku sendiri yang memikulnya, karena ini lebih ringan bagiku dibanding siksaan Allah di akhirat nanti.

Beginilah seharusnya pemimpin di negeri ini, takut laknat Allah ketika kebijakan-kebijakan yang dihasilkan mendzalimi rakyatnya. Bukan malah sebaiknya, seolah menantang laknat Allah dengan menyengsarakan rakyatnya. [Jady Rembang]

Wallahu a’lam.

Pos terkait